GERAKAN PADERI adalah sebuah gerakan pembaharuan dalam kehidupan tatanan beragama dan kemasyarakatan di minangkabau yang dimulai pada tahun 1803 hingga tahun 1821, gerakan ini di semangati oleh gerakan wahabi yang diajarkan oleh muhammbad ibnu ‘Abd al-wahhab (1703-1792) yangtidak saja menyerukan kembali ke ajaran dan firman Allah, tetapi juga menyerukan untuk kembalike ajaran Rasulullah dan ajaran-ajaran sahabatnya yang paling mendari hal ini. Gerakan wahabbi telah banyak mengandung unsur politik karena mereka telah bersekutu dengan keluarga ibnu saud, penguasa di arab pada saat itu. Gerakan ini sangat menolak :
1. tasawuf,
2. menolak pengeramatan kuburan orang-orang yang dianggap suci,
3. menolak keta’atan mutlak antara ketuhanan dengan dengan hambanya,
4. ingin menjauhi segala hal yang mereka anggap bid’ah dan sesuatu yang inovasi yang tidak bersumberkan dari AL-Qur’an dan hadis nabi.
Islam di minangkabau (q.v.) sebalum abad ke-19 memang snagat di pengaruhi oleh kajian tarikat,di samping itu segala perbuatan yang bertentangan dengan agama masih di pertahankan. Seperti halnya mengadu ayam, mengisap candu minum tuak serta mencuri masih merupakan bagian dari kehidupan masyarakat nya. Kegiatan- kegiatan seperti yangada pada masyakata “jahiliyah” ini sering juga di ikuti oleh perkelahian antar kampung atau perang batu (q.v.). surau (q.v) dan ulama sebagai pusat sentral kehidupan beragama masih belum tampak mendapatkan tempat dalam kehidupan masyarakat pada saat itu, surau yang berada di pinggiran kampung dan ulama hanya berperan sebagai “penyampai do’a (tukang do’a)”
Ketika haji miskin, sumanik dan piobang selesai menunaikan ibadah haji (dankebetulan mereka melihat wahabi atas mekah), maka mereka merasa terpanggil untuk menegakkan dan memperkenalkan tata tertip yang baru seperti yang mereka lihat tersebut. Haji miskin, tokoh yang paling terkenal diantara ketiga haji memperbaharu tersebut memulai gerakannya di daerah pandai sikek, disanadia bekerja sama dengan Datuak Batuah Seorang panghulu yang atasinisiatif sendiri telah memulai penataan social untuk meningkatkan keamannan bagi para pedagang. Kerja sama antara haji misin dengan datuk batuak tersebut merupakan sebuah gambaran gerakanpaderi tidak hanya serta merta dalam menyerang institusi adat atau penghulu yang berkuasa saatitu.
Haji miskin menyampaikan kotbah di pasas-pasarnagari. Namun para penjudi, penyabung ayam dan pemadat masih juga terus melakukan aktifitas mereka di pasar dan tidak mengubriskan khotbahnya. Akhirnya haji miskin membakar balai apndai sikek, tindakan itu dia lakukan karena telah merasa gagal dalam mempengaruhi masyarakat nagari yang sudah “sakit”, alasan dari haji miskin membakar balai tersebut karena memang kebanayakan penjudi, mengadu ayam dan pemadat adalah kaum penghulu. Pada wakti itu kaum inilah yang mempunyai waktu dan kesempatan untuk melakukan perjudian, mengadu ayam dan menghisap candu.
Dari pandai sikek pusat gerakan paderi akhirnya pindah ke daerah kamang, tuanku nan ranceh (q.v) menjadi motor utamagerakan selanjutnya. Di bawah kepemimpinan nan ranceh gerakan paderi semakin memperlihatkan keradikalismenya, puritanisme di perkenalkan. Sibol-simbol keagamaan harus dimasukan kedalam masukkan dalam kelembembagaan nagari, kadi dan imam menjadi penting dalam dewan-dewan nagari. Shalat lima waktu dijadikan kewajiban (imam juga bertugas mengawasi penduduk yang tidak sholat), setiap orang diwajibkan memakai baju putih sebagai lambing kesucian (wanita memakai jilbab dan cadar ), kaumlelaki membiarkan jenggotnya panjang, tidak boleh memakai perhiasan emas dan memakai pakayan dari sutera, dilarang adu ayam,. Berjudi dan mengisap candu sudah pasti menjadi larang an yang sangat ketat.
Sesuai dengan sifatnya yang ekstrim, maka gerakan di bawah pimpinan nan rencehjuga sangat radikal. Penggunaan kekerasan yang teroganisir menjadiakan cirri khas utama utama dari gerakan ini, penyeranganterhadap nagari yang tidak mao menerima pembaharuan sering di lancarkan. Desa-desa yangkalah dipaksa untuk menerima ajaran paderi serta memberikan denda ( biaya perang), tidak sedkit penduduk nagari yang diatangkap dan di jadikan budak, nagari yang kalah diajak pula untuk melakukan penyerangan terhadap nagari-nagari yang lainnya.demikain lah kejadian tersebut berjalan secara continiue.
Gerakan paderi mendapat dukungan dari para ulama yang berada diminang, namun dengan cara kekerasan yang dilakukan oleh nan rencong itu tidak sedikit pula para ulama yang menarik kembali dukungannya pada gerakan paderi ini. Tuangku nan tuo (q.v) merupakan salah satu ulama yang menarik dukungannya tersebut, konsekuensinya koto tuo diserang oleh paderi secara terus menerus hingga tahun 1821 saaat belanda mulai melibatkan diri dalam masalah ini.
Dari luhak agam gerakan paderimenyebar ke lima puluh kota dan tanah datar, kampanye paderi dei limapuluh kota berlansung dengan damai. Di tanah datar gerakan paderi ternoda oleh pembunuh keluarga raja minangkabau (1809), tuanku lintau yang merupakan tokoh utama dari kampanye di tanah datar melihat raja muning syah tidak mempunyai kekuatan untuk melaksanakan pembaharuan sampai tuntas.
Raja tetap di desak untuk mendukung gerakan paderi dan puncak dari kegagalan raja mendukung upaya kaum paderi di akhiri dengan pembunuhan keluarga raja, beberapa keluarga kerajaan alam termasuk dua orang putranya tewas, sedngkandiasendiri dancucunya berhasil kabur ke daerah lubuk jambi.
Pembunuhan kluarga kerajaan tidak memberikan bnayk perubahan pada gerakan paderi di tanah datar, bahkan keluarga raja yang di wakili oleh sutan bagagar syah yang di pertuan raja tangsir alam an yang I pertuan sutan keraan alam dari saruaso serta 17orang penghulu lainnya (dengan mangatasnamakan lebih dari 100 penghulu di daerah tanah datar dan sekitarnya).
Pada awal tahun1921 memintabelanda untuk memerangi kaun paderi dengan berbekal perjanjian 10 februari (q.v)yang di buat dengan wakil “penguasa” minangkabau inilah belanda mulai terlibat dalam masalah interen masyarakat minangkabau dan saat itu pembaharuan yang di kenal dengan gerakan paderi berubah menjadi perang paderi.
Tugas sejarah minang kabau abad XIX – 1945
Well Putra Herman
(1010712014)
Jurusan ilmu sejarah
Kebangkitan islam di minang kabau
“GERAKAN PADERI” Daftar puataka ;
Gusti asnan, kamus sejarah minang kabau, gunatama, 2003.
0 komentar:
Posting Komentar