Berikutnya, kami
mengunjungi stand-stand permainan. Stand pertama yang kami kunjungi adalah
stand permainan nangkap ikan pake tisu. Ah, sayangnya aku lupa nama
permainannya. Pokoknya yang itulah. Setiap 1 alat penangkap itu kami membayar
seribu rupiah. Nah kalo berhasil nangkap ikannya, kami bakal dikasih 1
beng-beng per 1 ikan. Singkat cerita, berkali-kali kami gagal. Tapi, akhirnya
salah satu saudara kami, sebut saja dia Well (bukan nama samaran) berhasil
membongkar trik permainan itu. Keadaan pun berbalik. Dewi Fortuna mulai berpihak
kami. Bayangin aja, dengan hanya bermodal 3 ribu rupiah aja, kami berhasil membawa
pulang hadiah sebesar 13 bungkus beng-beng plus kotak penyimpanan. Kalo aja
penjaga standnya nggak berkata dengan wajah begitu memelas, “Udahlah, Bang.
Ntar kami bisa bangkrut.” kami pasti bisa dapat lebih banyak beng-beng. Yang
lebih parahnya lagi, kami ampe diblacklist
lho ama mereka! Kami nggak diijinin lagi buat main di sana. Setiap kali datang
ke stand itu lagi, kami langsung diusir. Kejaaaamm…..
Sejak saat itu, kami
mulai memproklamirkan diri sebagai Para Pemburu Harta a.k.a Para Pemburu
Beng-Beng! Dan stand berikutnya yang jadi target perburuan kami adalah stand
kadama & dart. Di sini pun kami berhasil menuai hasil yang cukup memuaskan.
Menyabet sekotak oreo, beberapa bungkus beng-beng, stiker, dan yang paling
utama adalah voucher gratis les bahasa Jepang selama 1 bulan! Dan karena nggak
memungkinkan untuk memakan semua beng-beng dan oreo itu, yang mana bisa bikin
muak juga kalo dikonsumsi terlalu banyak, maka kami memutuskan (setelah melalui
perdebatan panjang yang melelahkan) untuk mengunjungi stand masakan Jepang.
Kami memesan ramen yang mana rasanya seperti kwetiaw tanpa saos, tanpa cabe,
tanpa kecap. HAMBAR!!!
Tak lupa pula kami
mengabadikan beberapa momen dengan berfoto bareng ama mbak-mbak cosplayer. Ini
nih bagian yang paling asiknya. Seenggaknya bagi kami. Tau deh ama mbak-mbak
cosplayernya sendiri. Lagipula kan mereka fotonya bareng ama manusia-manusia bertampang
mesum kayak kami. Seenggaknya mereka pasti merasakan sensasi horor tersendiri. Pokoknya
hari itu kami jadi eksis banget deh. Foto sana-sini, bergaya sana-sini kayak
orang norak.
Oh ya, hampir kelupaan,
masih ada satu hal yang membuat kami penasaran. Bahkan ampe sekarang. Dan itu
adalah rumah hantu. Ya, rumah hantu. Kenapa emangnya? Yah, bukannya kami para
pecinta horor, hanya saja stand rumah hantu yang satu ini beda dari yang lain.
Sesuatu yang bikin kami selaku Para Pemburu Harta menjadi bergairah. Apalagi
kalo bukan hadiah! Dan hadiah yang ditawarkan cukup menggiurkan, yaitu souvenir
dari Jepang! Aturannya gampang. Kami cukup menemukan amplop-amplop yang
disembunyikan di rumah hantu itu dalam jangka waktu yang ditentukan. Setiap
amplop yang berhasil ditemukan bernilai 1 souvenir. Menggiurkan nggak tuh?
Souvenir dari Jepang lho! Asli lho! Dan kami, Para Pemburu Harta nggak mungkin
melewatkan kesempatan emas ini. Tapi sayangnya, dewi fortuna nggak selalu
berpihak pada kami. Kami nggak pernah punya kesempatan untuk menginjakkan kaki
di rumah hantu. Selalu saja ada yang menghalangi. Benar-benar suatu kesempatan
emas yang terbuang percuma. Hikz… Hikz… Hikz..
Bunkasai emang udah lama
berakhir. Akan tetapi, kerusuhan kami belumlah berakhir. Jalan kami masih
sangat panjang. Selagi Para Pemburu Harta masih bersatu, maka akan selalu ada
jalan untuk merusuh. Kerusuhan kami justru baru saja dimulai!
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar