Kamis, April 19, 2012
0
Berikutnya, kami mengunjungi stand-stand permainan. Stand pertama yang kami kunjungi adalah stand permainan nangkap ikan pake tisu. Ah, sayangnya aku lupa nama permainannya. Pokoknya yang itulah. Setiap 1 alat penangkap itu kami membayar seribu rupiah. Nah kalo berhasil nangkap ikannya, kami bakal dikasih 1 beng-beng per 1 ikan. Singkat cerita, berkali-kali kami gagal. Tapi, akhirnya salah satu saudara kami, sebut saja dia Well (bukan nama samaran) berhasil membongkar trik permainan itu. Keadaan pun berbalik. Dewi Fortuna mulai berpihak kami. Bayangin aja, dengan hanya bermodal 3 ribu rupiah aja, kami berhasil membawa pulang hadiah sebesar 13 bungkus beng-beng plus kotak penyimpanan. Kalo aja penjaga standnya nggak berkata dengan wajah begitu memelas, “Udahlah, Bang. Ntar kami bisa bangkrut.” kami pasti bisa dapat lebih banyak beng-beng. Yang lebih parahnya lagi, kami ampe diblacklist lho ama mereka! Kami nggak diijinin lagi buat main di sana. Setiap kali datang ke stand itu lagi, kami langsung diusir. Kejaaaamm…..

Sejak saat itu, kami mulai memproklamirkan diri sebagai Para Pemburu Harta a.k.a Para Pemburu Beng-Beng! Dan stand berikutnya yang jadi target perburuan kami adalah stand kadama & dart. Di sini pun kami berhasil menuai hasil yang cukup memuaskan. Menyabet sekotak oreo, beberapa bungkus beng-beng, stiker, dan yang paling utama adalah voucher gratis les bahasa Jepang selama 1 bulan! Dan karena nggak memungkinkan untuk memakan semua beng-beng dan oreo itu, yang mana bisa bikin muak juga kalo dikonsumsi terlalu banyak, maka kami memutuskan (setelah melalui perdebatan panjang yang melelahkan) untuk mengunjungi stand masakan Jepang. Kami memesan ramen yang mana rasanya seperti kwetiaw tanpa saos, tanpa cabe, tanpa kecap. HAMBAR!!!

Tak lupa pula kami mengabadikan beberapa momen dengan berfoto bareng ama mbak-mbak cosplayer. Ini nih bagian yang paling asiknya. Seenggaknya bagi kami. Tau deh ama mbak-mbak cosplayernya sendiri. Lagipula kan mereka fotonya bareng ama manusia-manusia bertampang mesum kayak kami. Seenggaknya mereka pasti merasakan sensasi horor tersendiri. Pokoknya hari itu kami jadi eksis banget deh. Foto sana-sini, bergaya sana-sini kayak orang norak. 
Oh ya, hampir kelupaan, masih ada satu hal yang membuat kami penasaran. Bahkan ampe sekarang. Dan itu adalah rumah hantu. Ya, rumah hantu. Kenapa emangnya? Yah, bukannya kami para pecinta horor, hanya saja stand rumah hantu yang satu ini beda dari yang lain. Sesuatu yang bikin kami selaku Para Pemburu Harta menjadi bergairah. Apalagi kalo bukan hadiah! Dan hadiah yang ditawarkan cukup menggiurkan, yaitu souvenir dari Jepang! Aturannya gampang. Kami cukup menemukan amplop-amplop yang disembunyikan di rumah hantu itu dalam jangka waktu yang ditentukan. Setiap amplop yang berhasil ditemukan bernilai 1 souvenir. Menggiurkan nggak tuh? Souvenir dari Jepang lho! Asli lho! Dan kami, Para Pemburu Harta nggak mungkin melewatkan kesempatan emas ini. Tapi sayangnya, dewi fortuna nggak selalu berpihak pada kami. Kami nggak pernah punya kesempatan untuk menginjakkan kaki di rumah hantu. Selalu saja ada yang menghalangi. Benar-benar suatu kesempatan emas yang terbuang percuma. Hikz… Hikz… Hikz..

Bunkasai emang udah lama berakhir. Akan tetapi, kerusuhan kami belumlah berakhir. Jalan kami masih sangat panjang. Selagi Para Pemburu Harta masih bersatu, maka akan selalu ada jalan untuk merusuh. Kerusuhan kami justru baru saja dimulai!
TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar